"Kalau ditabok orang 'ngga dikenal, tu tandanya hipnotis!" nasihat sang Ibu kepada saia.
"Cepetan ditabok balik biar hipnotisnya 'ngga mempan!" lanjutnya.
Waktu itu kami sedang nonton acara berita tentang korban perampokan dengan modus hipnotis.
Nasihat sang Bunda pun saia ingat baik-baik.
Ndha kok
ndilalah besoknya ada kejadian ini....
***Saat itu libur kenaikan kelas 9 di hari Sabtu siang.
Saia janjian nonton Narnia 2 bersama teman dekat saia, sebut saja si Wk [F].
Setelah membeli tiket, kami yang 'ngga ada arah tujuan melancong di mall, memutuskan untuk duduk mengobrol di lobby bioskop. Pilihan kami jatuh kepada sebuah bangku di pojokan di mana mesin
game arcade-nya pada nganggur semua.
*kayak pacaran aja...* 
Ketika berbicara
*hal-hal ga penting* panjang lebar, tiba-tiba ada seorang lelaki paruh baya di dekat kami. Sosoknya tirus tanda jenggot ngga terurus. Rambut semrawut dengan kemeja dan jins seadanya. Dibilang 'bapak' juga, ngga kayak penampilan orang punya istri...
Dari jarak 5 meter ia menatap sini.
'Ni orang ngapain si liat-liat?' pikirku. Lalu ia meperkecil jaraknya dengan kami. Ketika ia semakin mendekat saia lalu menyadari....
Ampun,, ternyata dia lagi ngeliatin si Wk tanpa berkedip! Sementara itu Wk sedang berceloteh menghadap saia, dan tidak menyadari hadirnya pria mencurigakan tersebut.

Rentang 2 meter, wajah pria itu cengengesan ke arah Wk tanpa menyadari saia mengawasinya.
Teringatlah saia akan berita kemarin malam. Hipnotis.
Berjalan mendekat, pria itu mengeluarkan tangan kanannya dari balik saku celana. Berusaha meraih pundak Wk.
'HAH!' kagetnya saia.... Pria itu benar-benar menepuk Wk!

Tapi sebelum ia sempat meyentuh bahu Wk, langan Wk secara refleks saia tarik dalam keadaan panik.
"Jam berapa, mbak?"
JANGAN KEBURU KETAWA!!! Ceritanya belum selesai! xDDD
Aneh.

Wk tidak terlihat membawa arloji, begitupun juga saia. Kalau ingin tahu waktu, harusnya berjalan tidak sampai semenit pasti ada di layar resepsionis bioskop. Kalau ingin bertanya juga, ngga perlulah menepuk bahu seorang cewek. Kan ngga sopan. Ini orang
suspicious banget~

Wk adalah anak yang polos dan ceria. Tanpa pemikiran apapun ia berusaha menjawab pertanyaan pria itu degan mengeluarkan handphone dari dalam tas tangan milikknya, hendak melihat waktu yang tertera di layar handphone Nokia-nya. '
Loh, loh! gawat~ kalau bener ni orang rampok gimana?? Kok malah hp tipe N langsung diserahin sih???' TT___TT otak saia udah ngga karuan saat itu.
"Jam 12 lebih seperempat, pak." jawabnya ceria. "Bapak mau nonton apa? Narnia 2 ya? Kalau gitu sama. Studio berapa? Oh, habis gini? Berarti sama, pak. Belum mulai kok. masih setengah jam-an lagi, pak~ Tenang~"
Celoteh panjang Wk dibalas dengan jawaban singkat
'He-eh' atau
'Ya' terus menerus oleh pria tersebut. Sambil berdiri, wajahnya terus cengengesan ngga karuan. Sementara itu saia menggenggam erat lengan baju Wk. Masih dalam status waspada.
Saia lalu menyadari.... Pria itu memakai gelang plastik karet berwarna putih
*yang dulu sempat ngetren tu looh~* 
di tangan kirinya. Dan Wk ternyata juga memakai gelang serupa warna sama di pergelangan tangan kanannya!
Hiiy~
Saia senyum ke arah orang itu, lalu tanpa ba-bi-
and bu, saia menyeret Wk keluar dari bioskop mengakhiri pembicaraan mereka
*di mana Wk terus yang nyerocos* dengan sanggahan ada barang ketinggalan.
Kami meninggalkan pria itu di pojokan tempat kami tadi. Saia ngga sudi melihat ekspresinya ketika itu
*paling masih cengengesan juga* xDDD
"Barang ketinggalan apa, sih?" tanyanya ketika kami sampai di luar bioskop.
"Ngga ada."
"Hah? Lha terus?"
"Orang tadi itu mencurigakan, tauk! Kliatannya naksir kamu tuh!"
"Haaa?..."
Saia lalu menceritakan kejadian tadi dari sudut pandang saia.
baca lagi deh dari awal
Wajah Wk yang lucu dan ekspresif membuat reaksinya sangat menggelikan. Seketika itu juga, ia membuang gelang yang ia miliki itu.
"Hiii... serem, pek... Amit2..." ujarnya ketakutan.
***Namun sekarang, cerita itu sudah saia jadikan folklor... Yang diceritakan berulang-ulang dalam maksud yang menghibur.
Hingga kini, saia masih saja ketawa kalao inget kjadian itu.

Labels: konco, libur, pengalaman loetjoe